PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI
LAPORAN
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Pelajaran
Sejarah Kelas X Semester Ganjil
Oleh :
Nahla Dewi Sartika
X-7
YAYASAN MAJLIS TAFSIR AL QUR’AN
SMA MTA SURAKARTA
RINTISAN SEKOLAH BERSTARAF INTERNASIONAL
Tahun Pelajaran 2011/2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan dan memberikan rahmat, hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan lancar.
Segala usaha dan kemampuan telah penulis curahkan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan laporan ini dengan tujuan memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah Semester Ganjil tahun ajaran 2011/2012.
Menyadari bahwa penulisan laporan ini banyak mengalami hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan ucaan terima kasih kepada :
- Bu Wiji Handayati, S.Pd. selaku Guru Pelajaran Sejarah yang telah membimbing dengan penuh kesabaran.
- Ayah dan Ibu yang telah memberi motivasi kepada penulis.
- Serta teman-teman yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.
Harapa penulis, semoga Allah SWT senantiasa memberikan pertolongan dan anugerah terbaik atas jasa yang telah diberikan. Penulis menyadari, bahwa tiada gading yang tak retak, maka dengan tangan terbuka kritik dan saran yang bersifat membangun, akan penulis terima dengan senang hati. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak. Dan semoga Allah melimpahkan rahmat kepada kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 27 November 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………….. 1
1.1 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………... 1
1.2 Latar Belakang Masalah ……………………………………………………… 1
1.3 Perumusan Masalah …………………………………………………………... 1
1.4 Metodelogi Penelitian ………………………………………………………… 1
1.5 Sistematika Penelitian ………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Peristiwa Rengasdengklok ………………………………………………….… 2
2.2 Perumusan Naskah Proklamasi ……………………………………………….. 3
2.3 Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ……………………………. 3
2.4 Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ………………………………..… 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….... 5
3.2 Saran ………………………………………………………………………….. 5
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….. 6
LAMPIRAN ………………………………………………………………………………. 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui peristiwa Rengasdengklok
2. Mengetahui perumusan naskah proklamasi
3. Mengetahui pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia
4. Mengetahui makna proklamasi kemerdekaan Indonesia
1.2 Latar Belakang Masalah
Indonesia merdeka bukan tanpa perjuangan dan usaha yang keras. Para pejuang rela mempertaruhkan nyawa demi bumi pertiwi tercinta. Mereka dengan semangat yang mengebu-ngebu dan jiwa petriotisme tak gentar melawan penjajah.
Kemerdekaan yang kita miliki sekarang diraih melalui suatu perjuangan panjang dan berat, dengan titik puncaknya dikumandangkan Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.
1.3 Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah peristiwa Rengasdengklok terjadi?
2. Bagaimanakah perumusan naskah proklamasi?
3. Bagaimanakah pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia?
4. Apakah makna proklamasi kemerdekaan Indonesia?
1.4 Metodelogi Penelitian
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode Pustaka yaitu dengan membaca sebuah buku sebagai natasumber / bahan untuk menyelesaikan karya tulis.
1.5 Sistematika Penelitian
Penulis menyusun karya tulis ini dengan mengelompokan mulai dari BAB I PENDAHULUAN yaitu Tujuan Penelitian, Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Metodelogi Penelitian, dan Sistematika Penelitian. BAB II PEMBAHASAN yaitu Peristiwa Rengasdengklok, Perumusan Naskah Proklamasi, dan Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Makna proklamasi Kemerdekaan Indonesia. BAB III PENUTUP yaitu Kesimpulan, Saran, dan Lampiran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Karena Terjadi kekalahan Jepang terhadap sekutu dalam beberapa pertepuran, maka Jepang mulai mengubral janji kemerdekaan. Bila bangsa Indonesia mau membantu Jepang menghadapi sekutu, maka kelak kemudian akan diberikan kemerdekaan. Tetapi, pada tanggal 15 Agustus 1945, JEpang menyerah tnapa syarat kepada Sekutu. Hal ini menyebabkan pemerintah Jepang tidak dapat meneruskan janji kemerdekaannya kepada Indonesia dan Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan (vacuum of power)
Adanya kekosongan kekuasaan tersebut menyebabkan munculnya konflik antara golongan muda dan tua mengenai masalah kemerdekaan Indonesia. Golongan muda menginginkan agar proklamasi kemerdekaan segera dikumandangkan. Sedangan golongan tua menginginkan proklamasi kemerdekaan harus dirapatkan duu dengan anggota PPKI.
Golongan muda kemudian mengadakan rapat di salah satu ruangan Bakteriogi di pegangsaan Timur, Jakarta pukul 20.00 WIB. Hadir antara lain Chaerul Saleh, Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Wikana, dan Alamsyah. Rapat tersebut dipimpin oleh Chairul Saleh yang menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan golongan muda yang menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hal dan soal rakyat Indonesia sendiri, tidak dapat digantungkan kepada bangsa lain. Segala ikatan, hubungan dan janji kemerdekaan harus diputus dan sebaliknya perlu mengadakan rundingan dengan Sukarno dan Hatta agar kelompok pemuda diikutsertakan dalam menyatakan proklamasi.
Malam itu juga sekitar pukul 22.00 WIB Wikana dan Darwis mewakili kelompok muda mendesak Sukarno agar bersedian melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya lepas dari Jepang. Tetapi Sukarno tidak mau memproklamasikan kemerdekaan.
Selanjutnya golongan muda mengadakan rapat di Jalan Cikini 71 Jakarta pada pukul 24.00 WIB menjelang tanggla 16 Agustus 1945. Para pemuda memutuskan untuk membawa Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok agar tidak mendapat pengaruh dari Jepang dan mendesak keduanya agar segera memproklamasikan kemerdekaan lepas dari Jepang.
Mr. Ahmad Subarjo, seorang tokoh golongan tua merasa prihatin atas kondisi bangsanya dan mulai terpanggil untuk mrngusahakan agar proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan secepat mungkin. Untuk tercapainya maksud tersebut, Sukarno-Hatta harus segera dibawa ke Jakarta. Akhirnya, Ahmad Subarjo, Sudiro, dan Yusuf Kunto segera menuju Rengasdengklok. Peranan Ahnad Subarjo sangat penting dalam peristiwa kembalinya Sukarno-Hatta, sebab mampu meyakinkan para pemuda bahwa prklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB, nyawanya sebagai jaminan. Akhitnya Suben sebagai komandan komti Peta setempat bersedia melepaskan Sukarno-Hatta ke Jakarta.
2.2 PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI
Sekitar pukul 21.00 WIB Sukarno-Hatta sudah sampai di Jakarta dan langsung menuju ke rumah Laksamana Muda Maeda, Jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta untuk menyusun teks proklamasi. Dalam kondisi demikian, peran Laksamana Maeda cukup penting. Pada saat-saat yang genting, Maeda menunjukan kebesaran moralnya, bahwa kemerdekaan merupakan aspirasi alamiah dan hak asasi bangsa, termasuk bangsa Indonesia.
Di tempat kediaman Maeda, teks proklamasi ditulis. Kalimat yang pertama yang berbunyi “Kami rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan kami” kemudian berubah menjadi “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” berasal dari Achmad Subardjo. Kalimat kedua oleh Soekarno yang berbunyi “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara yang secermat-cermatnya serta dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”. Kedua kalimat ini kemudian digabung dan disempurnakan oleh Moh. Hatta sehingga berbunyi seperti teks proklamasi yang kita miliki sekarang.
Sekarang timbullah masalah siapakah yang akan menandatangani naskah proklamasi. Soekarno menyarankan agar semua yang hadir menandatangai naskah proklamasi itu selaku “Wakil-wakil Bangsa Indonesia”. Saran itu mendapat tantangan daripara pemuda. Kemudian Sukarni selaku salah seorang pimpinan pemuda mengusulkan, agar Soekarno-Hatta menandatangani atas nama bangsa Indonesia. Usul ini diterima dengan suara bulat. Selanjutnya Soekarno minta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah tulisan tangan tersebut dengan beberapa perubahan. Perubahan-perubahan tersebut meliputi:
a. kata “ tempoh” diubah menjadi “tempo”,
b. “wakil-wakil bangsa Indonesia” diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”, dan
c. tulisan “Djakarta, 17-8-’05“ diubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun ‘05”.
2.3 PELAKSANAAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN
Sebelum teks proklamasi dibacakan, terlebih dahulu Sukarno menyampaikan pidatonya, yang berbunyi:
Saudara-saudara sekalian!
Saja sudah minta saudara-saudara hadir di sini untuk menjaksikan satu peristiwa maha penting dalam sedjarah kita.
Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berdjoang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombangnja aksi kita untuk mentjapai kemerdekaan kita itu ada naik dan ada turun, tetapi djiwa kita tetap menudju ke arah tjitatjita.
Djuga di dalam djaman Djepang , usaha kita untuk mentjapai kemerdekaan nasional tidak henti-henti. Di dalam djaman Djepang ini, tampaknja sadja kita menjandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnja, tetap kita menjusun tenaga kita sendiri, tetap kita pertjaja kepada kekuatan kita sendiri.
Sekarang tibalah saatnja kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri. Hanja bangsa jang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnja.
Maka kami, tadi malam telah mengadakan musjawarat dengan pemuka-pemuka rakjat Indonesia, dari seluruh rakjat Indonesia. Permusjawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnja untuk menjatakan kemerdekaan kita. Saudara-saudara! Dengan ini kami njatakan kebulatan tekad itu.
Dengarlah proklamasi kami.
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara
saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen ‘05
Atas nama bangsa Indonesia,
Soekarno/Hatta
Demikianlah, saudara-saudara!
Kita sekarang telah merdeka!
Tidak ada satu ikatan lagi jang mengikat tanah air kita bangsa kita!
Mulai saat ini kita menjusun Negara kita! Negara Merdeka, Negara Republik Indonesia, merdeka, kekal abadi.
Insja Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu!
2.4 MAKNA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
Setelah berabad-abad bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaan dan dilandasi oleh semangat kebangsaan, dan telahmengorbankan nyawa maupun harta yang tidak terhitung jumlahnya,maka peristiwa Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan titik puncak perjuangan tersebut.
Proklamasi kemerdekaan merupakan peristiwa yang sangat penting dan memiliki makna yang sangat mendalam bagi bangsa Indonesia.
Berikut ini makna dan arti penting proklamasi kemerdekaan Indonesia:
1. Apabila dilihat dari sudut hukum, proklamasi merupakan pernyataan yang berisi keputusan bangsa Indonesia untuk menetapkan tatanan hukum nasional (Indonesia) dan menghapuskan tatanan hukum kolonial.
2. Apabila dilihat dari sudut politik ideologis, proklamasi merupakan pernyataan bangsa Indonesia yang lepas dari penjajahan dan membentuk Negara Republik Indonesia yang bebas, merdeka, dan berdaulat penuh.
3. Proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.
4. Proklamasi menjadi alat hukum internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri untuk menggenggam seluruh hak kemerdekaan.
5. Proklamasi merupakan mercusuar yang menunjukkan jalannya sejarah, pemberi inspirasi, dan motivasi dalam perjalanan bangsa Indonesia di semua lapangan di setiap keadaan.
Dengan proklamasi kemerdekaan tersebut, maka bangsa Indonesia telah lahir sebagai bangsa dan negara yang merdeka, baik secara de facto maupun secara de jure.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada karya tulis ini, Penulis dapat menyimpulkan :
1. Untuk mencapai kemerdekaan perlu persiapan yang matang
2. Proklamasi tak luput dari perjuangan para pejuang, pemuda, masyarakat dan proklamator
3.2 SARAN
Dengan mempelajari sejarah masa lalu tentang perjuangan bangsa, maka kepada segenap generasi muda untuk senantiasa meluangkan waktu untuk banyak mempelajari sejarah perjuangan bangsa terdahulu agar termotivasi atau tertanam rasa cinta tanah air (nasionalisme). Sekaligus agar dapat mengambil manfaat dan bias menambah pengetahuan.
0 komentar:
Posting Komentar